Pancake Jepang Dengan Tekstur Ringan Dan Mengembang Jadi Sajian Tren Di Kafe

Dalam beberapa tahun terakhir, industri kuliner global mengalami gelombang tren dessert baru yang unik dan menggoda—salah satunya adalah pancake Jepang, yang dikenal dengan teksturnya yang lembut, ringan, dan sangat mengembang seperti awan. Sajian manis ini bukan hanya menarik dari segi rasa dan tampilan, tapi juga menjadi ikon kuliner populer di kafe-kafe modern, khususnya di kota-kota besar Asia hingga Eropa dan Amerika.

Berbeda dari pancake ala Amerika yang padat dan datar, pancake Jepang atau “soufflé pancake” menggunakan teknik kocokan putih telur dan memanggangnya dengan perlahan agar menghasilkan kue yang tebal, ringan, dan kenyal. Saat disajikan di atas piring dengan taburan gula bubuk, saus buah, sirup maple, atau whipped cream, tampilannya menggoda siapa pun yang melihatnya—dan sangat cocok menjadi bintang di media sosial.

Fenomena ini bukan sekadar tren sementara. Pancake Jepang telah menciptakan budaya baru dalam menyantap sarapan, dessert, dan camilan di kalangan anak muda. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang sejarah, karakteristik, cara pembuatan, tren penyajiannya di kafe, hingga bagaimana sajian ini menjadi bagian dari gaya hidup kontemporer masyarakat urban.


Asal Usul dan Evolusi Pancake Jepang

Meskipun pancake sendiri sudah dikenal luas di berbagai budaya—mulai dari crepe Prancis, blini Rusia, hingga pancake Amerika—Jepang berhasil menciptakan versi mereka sendiri yang sangat khas. Soufflé pancake pertama kali populer di Jepang pada awal tahun 2010-an, terutama di Tokyo dan Osaka, dengan toko-toko dessert seperti Gram Café, Flipper’s, dan A Happy Pancake sebagai pelopornya.

Inspirasi dari teknik “soufflé” Prancis (yakni kue yang dikembangkan dari putih telur yang dikocok) menjadi dasar pembuatan pancake ini. Jepang kemudian memadukannya dengan filosofi mereka tentang keindahan, kelembutan, dan kesempurnaan tekstur. Hasilnya adalah pancake yang menantang gravitasi—tebal, goyang seperti puding, tetapi tetap ringan dan meleleh di mulut.

Seiring popularitasnya meningkat, pancake ini pun menyebar ke luar negeri dan menjadi menu unggulan di banyak kafe urban dari Seoul, Bangkok, hingga New York dan Jakarta. Kini, ia bukan hanya sajian penutup, tapi juga bagian dari brunch trend di kalangan pecinta makanan kekinian.


Karakteristik Pancake Jepang

Berikut adalah ciri khas yang membuat pancake Jepang berbeda dari jenis pancake lainnya:

1. Tekstur yang Ringan dan Lembut

  • Terbuat dari adonan yang dicampur dengan putih telur kocok (meringue)
  • Saat dimakan, teksturnya lembut seperti kapas dan tidak membuat enek

2. Tebal dan Mengembang Tinggi

  • Tingginya bisa mencapai 4–5 cm per pancake
  • Penggunaan teknik low-heat baking membuat adonan mengembang sempurna tanpa gosong

3. Penyajian yang Artistik

  • Dihias dengan saus karamel, maple syrup, buah segar, es krim, atau krim keju
  • Disajikan di atas piring putih besar agar terlihat minimalis dan elegan

4. Aroma Vanila dan Butter yang Halus

  • Tidak terlalu manis, sehingga cocok dikombinasikan dengan banyak topping

Proses dan Teknik Pembuatan yang Teliti

Membuat pancake Jepang bukan hal yang mudah. Dibutuhkan ketelitian, teknik yang benar, dan kesabaran, karena setiap langkah sangat menentukan hasil akhir.

Bahan Utama:

  • Kuning telur
  • Putih telur
  • Gula halus
  • Susu
  • Tepung terigu protein rendah
  • Baking powder (kadang tidak digunakan)
  • Vanila dan sedikit lemon (untuk aroma)
  • Minyak atau mentega (untuk memanggang)

Langkah-Langkah Kunci:

  1. Membuat Meringue
    Putih telur dikocok bersama gula hingga mencapai soft peaks atau stiff peaks—tahap penting yang menentukan tekstur pancake.
  2. Melipat Meringue ke Adonan
    Meringue dicampurkan perlahan dengan adonan kuning telur dan tepung, agar tidak rusak dan tetap menghasilkan volume.
  3. Proses Memanggang
  • Menggunakan cetakan bulat atau langsung dituang ke teflon anti lengket
  • Dimatangkan dengan api kecil dan ditutup rapat
  • Pancake dibalik dengan hati-hati agar kedua sisi matang merata tanpa kempes
  1. Penyajian Cepat
    Karena mudah mengempis, pancake harus segera disajikan setelah matang, saat masih hangat dan mengembang.

Variasi Topping dan Inovasi Kafe

Bagian menarik dari tren pancake Jepang adalah kebebasan dalam berkreasi. Kafe-kafe kekinian berlomba-lomba menciptakan varian topping dan rasa unik yang tidak hanya menggoda lidah, tapi juga mengundang interaksi visual di media sosial.

Topping Populer:

  • Buah segar: stroberi, blueberry, kiwi, pisang
  • Krim keju manis
  • Matcha sauce atau bubuk teh hijau Jepang
  • Saus karamel, sirup maple, dan madu
  • Es krim vanila atau cokelat
  • Taburan gula bubuk dan kacang panggang

Kreasi Inovatif:

  • Pancake dengan lava custard di tengahnya
  • Pancake rasa kopi atau tiramisu
  • Versi savory dengan telur poached dan saus hollandaise
  • Pancake berlapis tiga dengan topping berbeda di setiap lapisannya

Kafe bahkan menjadikan pancake Jepang sebagai ikon brand mereka, dengan plating khas dan nama menu unik seperti “Cloud Cake”, “Japanese Fluffy Dream”, atau “Kumo Pancake” (kumo berarti awan dalam bahasa Jepang).


Mengapa Pancake Jepang Disukai di Kafe?

1. Visual yang Sangat Instagrammable

Di era media sosial, tampilan makanan menentukan daya tarik. Pancake Jepang memiliki:

  • Tinggi dan bentuk yang unik
  • Tekstur yang menggoda
  • Plating estetik yang cocok difoto dari segala sudut

2. Pengalaman Makan yang Baru

  • Goyangan lembut pancake saat diiris menciptakan sensasi “hidup”
  • Suapan pertama menghadirkan pengalaman seperti menyantap awan—unik dan menyenangkan

3. Pilihan Menu Brunch dan Dessert

Pancake ini dapat dikonsumsi sebagai:

  • Brunch manis (di pagi hingga siang hari)
  • Dessert setelah makan utama
  • Camilan sore di antara aktivitas kerja atau kuliah

4. Daya Tarik untuk Segmentasi Anak Muda

Pelanggan utama pancake Jepang di kafe adalah:

  • Milenial dan Gen Z
  • Food enthusiast dan food content creator
  • Pasangan muda yang mencari suasana santai dan foto-worthy

Tantangan Menyajikan Pancake Jepang di Kafe

Meski populer, pancake Jepang tidak mudah dikelola secara komersial. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pemilik usaha:

  1. Proses masak lama: Setiap batch bisa memakan waktu 15–20 menit.
  2. Risiko gagal mengembang: Jika suhu atau adonan tidak tepat, pancake bisa kempes atau padat.
  3. Tidak cocok untuk sistem fast-service: Butuh koki yang terlatih dan alur dapur yang efisien.
  4. Harus disajikan segera: Tidak bisa dibuat dalam jumlah banyak untuk disimpan karena kehilangan bentuk dan tekstur.

Karena itu, banyak kafe menetapkan pancake Jepang sebagai menu terbatas atau dengan sistem pre-order, agar pelanggan tahu bahwa mereka sedang memesan sesuatu yang benar-benar fresh dan spesial.


Pengaruh Terhadap Budaya Kuliner Urban

Pancake Jepang merepresentasikan pergeseran tren makanan urban dari sekadar enak menjadi:

  • Estetik
  • Unik
  • Terhubung dengan narasi budaya

Sajian ini juga menjadi bagian dari budaya slow food, di mana pelanggan bersedia menunggu dan menghargai makanan yang dibuat dengan hati-hati. Bahkan, bagi sebagian orang, makan pancake Jepang bukan hanya soal rasa, tapi juga pengalaman kuliner yang santai, nyaman, dan penuh perhatian terhadap detail.


Bisakah Dibuat di Rumah?

Meski lebih menantang, pancake Jepang bisa dibuat di rumah jika mengikuti panduan tepat:

Tips penting:

  • Gunakan telur suhu ruang
  • Kocok putih telur dengan mixer hingga puncak kaku
  • Gunakan teflon anti lengket dan tutup rapat saat memanggang
  • Jangan buka tutup terlalu sering agar suhu stabil

Kini, bahkan tersedia cetakan pancake Jepang khusus dan banyak tutorial di YouTube yang membantu siapa saja mencoba membuat “pancake awan” ini di rumah.


Kesimpulan: Lembutnya Trend, Dalam Tekstur dan Budaya

Pancake Jepang membuktikan bahwa kuliner bukan hanya tentang rasa, tapi juga cerita, tekstur, dan emosi. Dari dapur-dapur kecil di Tokyo hingga kafe trendi di kota besar dunia, pancake ini membawa filosofi Jepang tentang keindahan dalam kesederhanaan.

Teksturnya yang ringan dan mengembang menyampaikan rasa nyaman dan kehangatan. Visualnya memikat hati dan kamera. Prosesnya mengajarkan kesabaran dan presisi. Dan lebih dari itu, pancake Jepang telah menjadi simbol dari gaya hidup baru: menikmati hal manis dengan penuh kesadaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More Articles & Posts