
Era digital telah membuka berbagai peluang tak terduga dalam dunia bisnis, terutama di industri makanan. Dulu, popularitas sebuah bisnis kuliner sangat bergantung pada lokasi strategis, promosi dari mulut ke mulut, dan modal besar untuk iklan. Namun kini, cukup dengan satu video pendek berdurasi 15โ60 detik yang viral di TikTok, seseorang bisa mengubah dapurnya menjadi ladang bisnis yang menjanjikan.
Inilah kisah nyata seorang kreator TikTok bernama Naya Putri, yang berhasil membangun bisnis makanan โNaytella Toastโ, berawal dari video sederhana yang menunjukkan roti panggang isi cokelat buatannya. Dalam waktu kurang dari 24 jam, videonya ditonton lebih dari 2 juta kali. Dari sana, pesanan membanjir, dan Naya menemukan jati dirinya sebagai pebisnis kuliner berbasis konten.
Awal Mula: Konten Iseng Saat Pandemi
Naya Putri adalah mahasiswi desain komunikasi visual yang tinggal di Bandung. Saat pandemi melanda pada tahun 2020, aktivitas kampusnya berpindah ke daring. Di sela-sela waktu luangnya, Naya mulai bereksperimen di dapur. Ia senang mencoba resep viral dari luar negeri dan mengadaptasinya ke selera lokal.
Suatu hari, ia membuat roti panggang isi krim cokelat yang meleleh dan menaburkan bubuk keju di atasnya. Ia merekam proses pembuatannya hanya menggunakan ponsel, dengan gaya voiceover yang santai dan musik latar populer TikTok. Caption-nya sederhana:
โCoba bikin toast viral yang cheesy dan gooey banget! #MakanEnak #FYPโ
Video itu diunggah pukul 9 malam. Esok pagi, ketika ia membuka TikTok, notifikasinya penuh. Videonya viral.
Meledaknya Respons dan Tantangan Pertama
Dalam waktu 3 hari, video tersebut ditonton lebih dari 5 juta kali, dengan 200 ribu likes dan ribuan komentar yang menanyakan, โBisa beli di mana?โ atau โKak jualan gak sih?โ
Naya awalnya tak menyangka. Ia tidak punya rencana bisnis, tidak punya toko, bahkan belum pernah berjualan makanan sebelumnya. Tapi permintaan itu datang terus. Ia kemudian memutuskan untuk membuka pre-order kecil-kecilan via Google Form, dengan sistem antar langsung dan metode pembayaran transfer manual.
Dalam seminggu pertama, ia menerima lebih dari 300 pesanan.
Namun di balik kegembiraan itu, ada tantangan besar:
- Produksi manual membuatnya kewalahan
- Pengemasan belum optimal
- Sistem logistik belum siap
- Banyak pembeli batal pesan karena waktu tunggu lama
Saat itulah Naya menyadari bahwa konten viral hanya awal, dan sistem bisnis adalah kunci agar bisa bertahan.
Membangun Brand dari Nol: โNaytella Toastโ
Melihat antusiasme yang tinggi, Naya memutuskan untuk serius. Ia menyusun rencana sederhana:
- Membuat logo dan nama brand: โNaytella Toastโ
- Mengembangkan tiga varian rasa: Choco-Cheese, Matcha Lava, dan Boba Caramel
- Menyusun SOP dapur mini di rumahnya
- Menyewa dua tetangga sebagai asisten produksi
- Bekerja sama dengan ojek online lokal untuk pengiriman harian
Setiap proses dibuat transparan di TikTok. Naya menunjukkan behind-the-scenes dari memasak, mengemas, hingga drama pesanan salah alamat. Gaya bicaranya yang jujur dan jenaka membuat audiens makin terikat secara emosional.
โYang bikin orang nonton terus bukan cuma makanannya,โ kata Naya dalam wawancara, โtapi karena mereka melihat aku belajar, jatuh bangun, dan berkembang bareng mereka.โ
Strategi Konten yang Membangun Komunitas
Salah satu kekuatan terbesar Naya bukan hanya makanannya, tapi kemampuan storytelling dalam kontennya. Ia tidak hanya mempromosikan produk, tetapi mengajak penonton menjadi bagian dari perjalanannya.
Beberapa strategi konten yang dia gunakan:
- Video eksperimen rasa: misalnya โToast rasa Red Velvet, enak atau gagal?โ
- Tanya-jawab dari komentar followers
- Konten behind-the-scenes: dari dapur berantakan sampai momen kelelahan produksi
- Testimoni pelanggan yang jujur, bahkan yang kecewa pun ditanggapi secara terbuka
Kontennya membuat penonton merasa terlibat dan menjadi bagian dari pertumbuhan bisnisnya. Hasilnya? Basis penggemar loyal terbentuk, dan pembeli tak segan merekomendasikan ke teman.
Transformasi Bisnis: Dari Rumah ke Dapur Produksi
Dalam waktu 6 bulan, bisnis Naytella Toast berkembang pesat. Order harian mencapai rata-rata 200โ300 box. Naya pun menyewa dapur khusus (cloud kitchen) dan mempekerjakan 6 karyawan tetap.
Ia mulai menggunakan platform POS dan sistem inventory sederhana untuk mencatat transaksi dan stok bahan. Untuk memudahkan pengiriman, ia bekerja sama dengan platform delivery partner seperti GoFood dan ShopeeFood.
Naya juga memanfaatkan Instagram dan TikTok Ads untuk menjangkau audiens baru dengan lookalike audience dari followers-nya yang sudah ada.
Dari sisi brand, ia mulai menjual:
- Merchandise bertema โToast Loversโ
- DIY Toast Kit (paket buat sendiri)
- Varian minuman pelengkap seperti โChoco Milky Lavaโ
Naik Kelas: Masuk ke Ritel dan Frozen Food
Setelah mendapat banyak permintaan dari luar kota, Naya memutuskan membuat versi frozen dari toast-nya, lengkap dengan petunjuk pemanasan. Ia bekerja sama dengan dapur mitra di Jakarta dan Surabaya untuk produksi regional.
Produk frozen-nya kemudian dipasarkan via:
- Marketplace: Tokopedia, Shopee
- Komunitas reseller dan dropshipper
- Beberapa toko swalayan lokal dan toko komunitas UMKM
Kini, Naytella Toast tidak hanya dikenal di TikTok, tetapi juga tersedia dalam kemasan eksklusif di rak toko makanan beku. Ia berhasil menjadikan konten viral menjadi sumber pemasukan berkelanjutan melalui diversifikasi produk dan kanal distribusi.
Capaian dan Penghargaan
Hingga tahun 2025, Naya telah meraih beberapa pencapaian:
- 1,2 juta followers di TikTok
- Omzet rata-rata Rp250 juta/bulan
- Mendapat penghargaan dari platform UMKM Digital Indonesia sebagai Inovator Muda
- Diundang menjadi pembicara dalam acara TikTok Shop Summit 2024
Yang paling membanggakan, menurut Naya, adalah saat ia bisa menggaji ibunya yang dulu ragu-ragu dengan usaha ini, dan kini menjadi penanggung jawab dapur frozen.
Pelajaran dari Kisah Naya: Antara Konten, Konsistensi, dan Ketekunan
Apa yang membuat Naya berhasil? Tentu bukan hanya keberuntungan viral. Berikut beberapa pelajaran penting dari perjalanannya:
1. Jangan Takut Mulai dari Iseng
Konten pertamanya dibuat tanpa niat jualan. Tapi ketika melihat peluang, ia tidak ragu menindaklanjutinya dengan aksi nyata.
2. Bangun Produk Sekuat Kontennya
Viral itu instan, tapi konsumen setia dibangun dari kualitas rasa, pengemasan, dan pelayanan.
3. Tunjukkan Proses, Bukan Hanya Hasil
Orang lebih terhubung dengan cerita perjuangan. Kegagalan, kesalahan, dan momen lelah justru membuat audiens merasa nyata dan dekat.
4. Terus Belajar dan Beradaptasi
Dari dapur ke cloud kitchen, dari handmade ke frozen foodโNaya tidak takut mengubah model bisnisnya mengikuti kebutuhan pasar.
5. Gunakan Sosial Media sebagai Katalisator, Bukan Tujuan Akhir
Konten yang viral hanya memulai jalan, tetapi sistem bisnis yang rapi dan pelayanan profesional-lah yang membuat usaha bertahan.
Penutup: Dari TikTok ke Toko
Kisah Naya Putri adalah gambaran nyata dari generasi muda Indonesia yang memanfaatkan teknologi bukan hanya untuk hiburan, tetapi sebagai kendaraan menuju kemandirian ekonomi. TikTok, yang dulu dianggap aplikasi remeh, kini telah melahirkan pengusaha muda dengan visi besar.
Naytella Toast bukan hanya produk makanan. Ia adalah simbol dari mimpi yang dibentuk dari kreativitas, kerja keras, dan keberanian untuk mencoba.
Dalam setiap gigitan toast hangat isi cokelat yang lumer, tersimpan cerita tentang bagaimana sebuah ide sederhana bisa mengubah hidup seseorang. Dari video viral berdurasi 30 detik, menjadi bisnis yang mempekerjakan puluhan orang, memberi pengaruh pada pasar, dan menginspirasi ribuan kreator muda lainnya.
Jadi, jika Anda memiliki ide, kamera, dan kemauan untuk belajar, mungkin bisnis sukses berikutnya bisa dimulai dari satu video TikTokโseperti yang dilakukan Naya.
Tinggalkan Balasan