
Di tengah kesibukan kuliah, tugas, dan tekanan hidup merantau, sebagian mahasiswa justru mampu melihat peluang di balik tantangan. Mereka bukan hanya fokus menyelesaikan studi, tetapi juga membangun fondasi masa depan lewat semangat kewirausahaan. Salah satu kisah inspiratif datang dari Fahri Ramadhan, mahasiswa jurusan Teknologi Pangan di sebuah universitas negeri di Yogyakarta, yang berhasil membesarkan usaha katering sehat bernama โPiring Kampusโ sejak semester dua perkuliahan.
Kini, di usia 23 tahun dan baru saja lulus kuliah, Fahri telah memimpin tim katering dengan lebih dari 15 karyawan, melayani ratusan pesanan per minggu, dan menjadikan usahanya sebagai bagian dari gaya hidup mahasiswa urban. Kisah Fahri membuktikan bahwa ide kecil dan konsistensi bisa melahirkan perubahan besar, bahkan saat masih duduk di bangku kuliah.
Awal Mula: Dari Nasi Bekal untuk Teman Kos
Segalanya bermula dari keterbatasan. Saat awal kuliah di tahun 2020, Fahri tinggal di indekos sederhana dan kerap membawa bekal dari rumah. Alasannya bukan hanya hemat, tetapi juga karena Fahri merasa makanan di sekitar kampus seringkali kurang sehat, berminyak, atau terlalu banyak MSG.
Melihat kebiasaannya membawa bekal, beberapa teman kos mulai tertarik dan memesan juga. โAwalnya mereka cuma nitip karena malas beli di luar. Saya masak satu menu dan dibagi rame-rame,โ ujar Fahri.
Dari situ, ide usaha katering mulai terbentuk. Ia memberi nama sederhana: โPiring Kampus โ Makan Enak, Gizi Cukup, Harga Mahasiswa.โ
Modal Awal dan Strategi Mahasiswa
Dengan modal awal Rp500.000 dari tabungan dan pinjaman kecil dari kakaknya, Fahri membeli rice cooker besar, bahan masakan, dan beberapa wadah makanan. Ia mulai menawarkan menu sederhana seperti:
- Ayam bumbu kecap + tumis sawi + nasi merah
- Tahu teriyaki + telur dadar + salad wortel
- Nasi goreng sayur + irisan ayam panggang
Strateginya sederhana:
- Sistem pre-order, jadi tidak ada makanan terbuang
- Menu berganti setiap hari agar tidak membosankan
- Fokus pada porsi sehat, harga terjangkau, dan pengemasan rapi
Ia memasarkan lewat grup WhatsApp kelas, story Instagram, dan komunitas mahasiswa. Tak disangka, antusiasme teman-teman cukup besar. Dalam seminggu, ia sudah mendapatkan 20 pelanggan tetap.
Bangun Sambil Belajar: Ilmu Kuliah Jadi Modal Bisnis
Sebagai mahasiswa Teknologi Pangan, Fahri memiliki bekal teori tentang gizi, sanitasi, dan teknik pengolahan makanan. Ilmu itu ia terapkan langsung dalam bisnisnya:
- Menghitung kalori per porsi
- Menyusun komposisi sayur, protein, dan karbohidrat
- Menjaga kebersihan dapur dan wadah makanan
Ia juga memanfaatkan tugas kuliah untuk mengembangkan usahanya. Saat mengerjakan proyek โProduk Pangan Fungsional,โ ia menciptakan menu nasi rempah dengan infused herbs. Hasil risetnya dimasukkan ke dalam brosur katering, menjadikan usahanya lebih profesional.
โBisnis saya jadi laboratorium praktik. Apa yang saya pelajari, langsung saya terapkan. Dosen saya bahkan ikut langganan,โ ujar Fahri sambil tertawa.
Tantangan: Antara Kuliah, Memasak, dan Mengelola Tim
Mengelola katering sambil kuliah bukan hal mudah. Fahri harus bangun pukul 04.30 untuk belanja di pasar, memasak pukul 06.00, mengemas makanan, dan mengantarkan pesanan sebelum kuliah jam 08.00. Siang harinya ia kembali memasak untuk pesanan makan siang.
Setelah tiga bulan berjalan, ia mulai kewalahan. Maka, ia memutuskan merekrut bantuan: dua teman kampus yang juga butuh penghasilan tambahan. Mereka membantu memasak dan mengantar.
Manajemen waktu menjadi tantangan utama. Ia membuat jadwal ketat harian:
- Pagi: produksi & pengiriman
- Siang: kuliah & riset menu
- Malam: evaluasi, keuangan, dan update konten sosial media
Fahri juga belajar menggunakan Google Sheet untuk mencatat pemesanan, pembelian bahan baku, dan cash flow sederhana. Ia bahkan mengambil kursus daring tentang digital marketing dan business model canvas.
Inovasi Menu dan Branding Mahasiswa
Kunci pertumbuhan โPiring Kampusโ terletak pada inovasi menu dan pendekatan branding yang dekat dengan target pasar: mahasiswa dan pekerja muda. Setiap minggu ia membuat tema menu berbeda seperti:
- โMinggu Gizi Seimbangโ
- โMenu Diet Mahasiswa Akhir Bulanโ
- โMakanan Ibu Kos Banggaโ
Fahri juga membagikan konten edukatif di Instagram seperti:
- Tips memilih minyak goreng sehat
- Pentingnya sarapan sebelum ujian
- Manfaat nasi merah dan sayur kukus
Ia menggunakan desain grafis sederhana, warna-warna pastel, dan foto makanan estetik yang membuat orang tergoda meski hanya melihat dari layar ponsel.
Titik Balik: Pandemi dan Adaptasi
Ketika pandemi melanda dan kampus ditutup, banyak mahasiswa pulang ke kampung halaman. Pesanan katering pun menurun drastis. Namun Fahri tak menyerah. Ia justru memutar otak:
- Melayani pesanan keluarga dan warga sekitar kos
- Menyediakan paket makan sehat untuk isolasi mandiri
- Membuat frozen food homemade (ayam lada hitam beku, sayur tumis siap saji)
Ia juga menjual e-book resep murah dan sehat untuk anak kos. Dalam masa sulit, usahanya justru dikenal lebih luas karena mengisi celah kebutuhan baru.
Skala Naik: Dapur Produksi dan Tim Operasional
Memasuki tahun ketiga kuliah, โPiring Kampusโ mulai berubah dari usaha kecil menjadi bisnis dengan sistem:
- Menyewa dapur bersama (cloud kitchen) di dekat kampus
- Mempekerjakan tim masak tetap dan admin media sosial
- Menyediakan paket langganan mingguan dengan pilihan menu
- Berpartner dengan ojek online untuk pengantaran
Pelanggan pun berkembang, tak hanya mahasiswa, tapi juga dosen, pegawai kantor, dan komunitas olahraga. Omzet bulanannya mencapai Rp20โ30 juta dengan margin bersih 30%.
Fahri membagi waktu antara manajemen dan kuliah akhir. Ia bahkan mengangkat mahasiswa magang dari jurusan Manajemen dan Ilmu Komunikasi untuk membantu promosi dan pemasaran.
Penghargaan dan Apresiasi
Berkat usahanya, Fahri menerima berbagai penghargaan:
- Finalis Wirausaha Muda Mandiri 2022
- Juara 1 Kompetisi Inovasi Pangan Mahasiswa Nasional
- Dapat hibah dari inkubator bisnis kampus untuk ekspansi katering sehat
Ia juga sering diundang berbicara di seminar kewirausahaan mahasiswa dan menjadi inspirasi startup kuliner kampus.
Filosofi dan Visi Jangka Panjang
Bagi Fahri, katering bukan sekadar bisnis, tapi misi sosial. Ia ingin mengubah cara pikir anak muda tentang makan:
โBanyak mahasiswa asal kenyang, makan instan, atau junk food tiap hari. Saya ingin hadirkan pilihan yang tetap terjangkau tapi bergizi dan menarik.โ
Visinya ke depan:
- Membuka cabang di kota kampus lain seperti Semarang dan Malang
- Membuat aplikasi pemesanan menu mingguan
- Mengedukasi gizi dan kesehatan lewat konten digital
Fahri juga ingin mengembangkan program โPiring Donasiโ di mana satu paket katering pelanggan bisa berdonasi satu paket makan untuk anak panti atau tunawisma.
Kesimpulan: Mahasiswa Bisa, Asal Berani dan Konsisten
Kisah Fahri Ramadhan menunjukkan bahwa usia muda dan status mahasiswa bukan penghalang untuk memulai bisnis. Justru dengan keterbatasan, kreativitas dan semangat bertumbuh semakin kuat.
Dengan memanfaatkan ilmu kuliah, semangat belajar mandiri, dan keberanian mengambil peluang, Fahri membuktikan bahwa usaha katering pun bisa sukses bahkan sebelum wisuda. Usahanya bukan hanya menghasilkan uang, tetapi juga menciptakan nilai: membangun kebiasaan makan sehat, membuka lapangan kerja, dan menginspirasi banyak orang.
Dari dapur kos sederhana, lahir gerakan kecil bernama โPiring Kampusโ yang kini telah menjadi nama besar di kalangan mahasiswa Yogyakartaโbukti nyata bahwa kesuksesan bisa dimulai dari piring pertama yang dimasak dengan hati.
Tinggalkan Balasan